Selasa, 09 Maret 2010

kumpulan pantun putus cinta

Anak kera mencuri manggis
Matanya pedih kena jelatang
Awak tertawa hati menangis
Karena kekasih dibawa orang
-
Mabuklah orang dalam perahu
Ombak besar setinggi rumah
Mabuklah abang memendam rindu
Adik kudengar pergi menikah
-
Baik berburu di malam hari
Bersuluh bulan dengan bintang
Adik kucumbu di dalam mimpi
Tubuhmu sudah ditangan orang
-
Untuk apa orang ke hulu
Kalau klek sudah berlubang
Untuk apa hamba menunggu
Kalau adik sudah bertunang
-
Hari minggu jalan ke pasar
Disana belanja membeli udang
Hatiku pilu rasa terbakar
Bunga kupuja dipetik orang
-
Habislah buah pisang nangka
Pisang serawak tegak sebatang
Habislah tuah hilanglah muka
Pinangan awak ditolak orang
-
Fajar subuh sudahlah terbit
Tanda hari menjelang siang
Terbakar tubuh dadaku sakit
Adinda kini dipinang orang
-
Galah bukan sebarang galah
Galah orang pemanjat pinang
Salah bukan sebarang salah
Salah abang lambat meminang
-
Buluh cina berwarna kuning
Tegak lurus dengan kokohnya
Karena adik sudah berpaling
Badanku kurus menanggung duka
-
Sudahlah makan tidak berkuah
Nasi yang ada terasa kurang
Sudahlah badan tidak bertuah
Kekasih pula dilarikan orang
-
Bagaimana padi tidakkan basah
Pagi petang dilimbur pasang
Bagaimana hati tidakkan patah
Kekasih hilang direbut orang
-
Diam-diam orang berkayuh
Karena takut dikejar buaya
Saban malam abang mengeluh
Karena adik sudah berpunya
-
Jatuh bangkit orang berburu
Mengejar kijang kesana sini
Tubuhku sakit tulangpun ngilu
Mendengar abang sudah berbini
-
Jatuh tupai salah melompat
Bekejar naik ke batang pinang
Tubuhku lunglai patah semangat
Mendengar adik dipinang orang
-
Beras padi diindang orang
Supaya tahu mana antahnya
Belas hati memandang abang
Adik ditunggu sudah berpunya
-
Belilah aruan serta belanak
Dapat dipindang sesudah bersih
Hati menyetan dadaku bengkak
Melihat abang berpindah kasih
-
Bulan sabit diambang petang
Makin dipandang semakin indah
Sudah senasib abang yang malang
Hendak meminang adik lah nikah
-
Bulan sabit di langit tinggi
Sayup-sayup mata memandang
Sudahlah nasib celaka diri
Adik kucinta dipinang orang
-
Dari teluk berjalan pulang
Naik kerumah sudahlah senja
Hatiku remuk bukan kepakang
Adik tercinta sudah berpunya
-
Kemana lagi membawa ketupat
Bunga sekaki sudahlah layu
Kemana lagi adik bermanja
Kanda kunanti tak mahu tahu
-
Bulan haji bulan mulia
Besar kecik tiada terbilang
Rasakan mati badan sebelah
Mendengar adik dipinang orang
-
Batang nangka putik sejari
Rebah ke tanah lapuk terbuang
Abang menyangka adik sendiri
Rupanya sudah duduk bertunang
-
Bagaimana bunga kan jadi mekar
Kalaulah kumbang sudah menyeri
Bagaiman hamba memberi kabar
Kalaulah abang sudah beristeri
-
Benang ditenun berhari-hari
Lambat laun menjadi kain
Abang melamun gila menanti
Adik lah kawin ke orang lain
-
Beras bukan sebarang beras
Beras ditumbuk membuang antah
Panas bukan sebarang panas
Panas menengok abang menikah
-
Banyaklah upih dicari orang
Untuk pembungkus lempuk durian
Hendak kupilih kekasih orang
Mabuklah hamba duduk sendirian
-
Bangau bukan sembarang bangau
Bangau putih berparuh panjang
Risau bukan sembarang risau
Risau kekasih direbut orang
-
Jikalau kumbang sudah menyeri
Tentulah kelopaknya menjadi layu
Kalaulah abang sudah beristeri
Tentulah adik kan kuberi tahu
-
Apa guna kacang direndang
Bila masak direndam lagi
Apa guna abang meminang
Bila isteri sudah beranak
-
Batang pinang sudahlah patah
Tak lama lagi tentulah rubuh
Orang kusayang sudah menikah
Kemana lagi dagang berlubang
-
Alangkah elok naik perahu
Di sana mudah mencari angin
Abanglah bujuk adik tak mau
Rupanya ada janji yang lain
-
Bagaimana titi takkan terendam
Hujan lebat semelah hulu
Bagaimana kami takkan berdendam
Tuan lah dapat pasangan baru
-
Bagaimana kita hendak berhenti
Karena di jalan orang curiga
Bagaimana hamba hendak berjanji
Karena tuan memandang harta
-
Badik diasah berulang kali
Untuk berperang melawan musuh
Adik gelisah mengenang janji
Kutengok abang kian menjauh
-
Bagaimanalah kita hendak berunding
Orang berbantah setiap hari
Bagaimana hamba hendak disunting
Abanglah sudah beranak isteri
-
Bagaimana kita hendak melangkah
Tulang sendiri terasa goyang
Bagaimana hamba hendak menikah
Abang lah menjadi laki orang
-
Tali kecapi disebut orang
Bila dipetik bunyinya nyaring
Hati ku ini mabuk kepayang
Karena adik sudah berpaling
-
Bagaimana kita hendak berlayar
Ombak besar memecah tebing
Bagaimana hamba hendak bersabar
Kudengar abang sudah berpaling